• Guru SD Juga Memanfaatkan TIK

    Seorang guru harus selalu belajar untuk meningkatkan profesionalisme. Salah satu cara untuk meningkatkan profesionalisme seorang guru adalah dengan menguasai Teknologi Informasi...

  • Sudut Baca Kreatif Kelas V Putri

    Video ini berisi tentang sudut baca yang dibuat oleh Kelompok Putri Kelas V TP. 2016/2017 SDN 001/XI Kelurahan Pasar Sungai Penuh. Sudut baca yang dibuat dengan penuh kreatifitas ini...

  • Menghargai Keputusan Bersama

    Materi Pokok: Menghargai Keputusan Bersama Mata Pelajaran: Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas/ Semester: V/ II A. PENGERTIAN KEPUTUSAN BERSAMA Keputusan adalah segala putusan yang telah ditetapkan...

Sabtu, 19 Oktober 2019

Keseruan Mengikuti Bimtek Menulis Kreatif Anak Tingkat SD dan SMP 2019 Kota Sungai Penuh


Murid-murid SDN 001/XI Kelurahan Pasar Sungai Penuh bersama Guru Pendamping, Ibu Pebrianti, S.Pd mengikuti kegiatan Bimtek Menulis Kreatif Anak Tingkat SD dan SMP 2019 Kota Sungai Penuh. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Arafah Kota Sungai Penuh pada tanggal 21 s.d 23 Agustus 2019.

Kegiatan Menulis Kreatif Anak yang mampu meningkatkan kemampuan literasi anak sangat bermanfaat sekali. Terlihat sekali antusias murid-murid dan guru pembimbing dalam mengikuti kegiatan ini.

Silahkan tonton videonya di bawah ini:

Sabtu, 28 September 2019

Video Kegiatan Literasi, Rutinitas Rabu Pagi di SDN 001/XI Kelurahan Pasar Sungai Penuh



Kegiatan Literasi merupakan rutinitas/ kegiatan yang selalu dilakukan setiap Rabu pagi sebelum masuk kelas  di SDN 001/XI Kelurahan Pasar Sungai Penuh. Kegiatan ini berupa penampilan peserta didik pada bidang literasi seperti: pantun, puisi, cerpen, syair, dongeng/ cerita rakyat dan pidato.

Selain untuk mendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN) salah satunya yaitu Gerakan Literasi Sekolah (GLS), kegiatan literasi pada Rabu pagi ini juga mengambangkan minat dan bakat siswa khususnya dalam bidang literasi.

Silahkan tonton videonya dibawah ini:


Jumat, 30 Agustus 2019

Keluarga Hebat, Literasi Meningkat, Indonesia Bermartabat

 “Gerakan literasi bukan sekadar gerakan membaca, tapi membaca untuk memahami serta mengkritisi dan memberikan pendapat lain dari apa yang telah dibaca.”

Demikian pesan yang saya dengar dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy pada saat membuka Festival Literasi Sekolah 2019 di Graha Insan Berprestasi Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta pada hari Jumat tanggal 26 Juli 2019. Pada saat itu saya menjadi guru pendamping dari seorang murid di sekolah saya atas nama M. Daffa Nugraha dari SDN 001/XI Kelurahan Pasar Sungai Penuh, Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi yang lolos ke tingkat nasional untuk mengikuti FL2N (Festival dan Lomba Literasi Nasional) 2019 bidang lomba cipta pantun SD.

Pesan tersebut mengandung makna bahwa masyarakat pada umumnya banyak yang mengartikan bahwa membaca itu sekedar berhubungan dengan huruf-huruf yang kemudian menjadi kata, kata yang kemudian menjadi kalimat, kalimat yang kemudian menjadi paragraf, dan paragraf yang kemudian menjadi sebuah teks bacaan. Namun, pada saat membaca kita harus memahami dan menganalisa apa yang telah kita baca.

Kemendikbud (2017:25) menjelaskan bahwa pengertian literasi adalah berbagai kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengakses, kemudian memahami, dan juga dapat menggunakan sesuatu dengan cerdas dari aktivitas-aktivitas seperti: menulis, melihat, menyimak, membaca, dan berbicara. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa literasi tidak hanya membaca, namun dapat dilakukan dengan berbagai aktivitas lain seperti melihat, menyimak, menulis dan berbicara. Jadi, kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas sangat mendukung semua aktivitas literasi kita agar lebih bermakna. Selain itu, pentingnya penguasaan literasi dasar juga merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang di abad ke-21 selain kompetensi dan karakter.

Apa saja literasi dasar yang harus dikuasai oleh masyarakat Indonesia? Literasi dasar yang harus dikuasai oleh masyarakat menurut kemendikbud (2017:2), yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewargaan. Kemampuan literasi dasar tersebut juga harus didukung dengan kompetensi abad ke-21. Kompetensi itu biasa kita sebut dengan istilah 4C, yaitu creativity atau kreativitas, critical thingking atau berpikir kritis, communication atau komunikasi dan colaboration atau kolaborasi. Selain mendukung kemampuan literasi dasar, kompetensi abad ke-21 juga kemampuan yang sangat penting dikuasai dalam era revolusi industri 4.0.

Pemerintah sejak tahun 2016 telah menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) untuk meningkatkan budaya literasi pada berbagai lingkungan pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang secara serius sampai saat ini digiatkan oleh pemerintah adalah bertolak dari survei tentang literasi yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016 di New Britain, Conn, Amerika Serikat. Dari survei tersebut didapatkan hasil bahwa Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara dalam hal literasi. Hasil survei ini cukup memprihatinkan bagi negara yang kaya akan sumber daya alamnya, namun tidak memperhatikan kemampuan literasi di era globalisasi yang penuh dengan persaingan ini. Seharusnya, Indonesia menempati urutan tertinggi dalam hal literasi demi terlahirnya sumber daya manusia yang cerdas di tengah-tengah kekayaan alam yang berlimpah.

Gerakan Literasi Nasional (GLN) memiliki tiga ranah, yaitu Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan Literasi Keluarga dan Gerakan Literasi Masyarakat. Ketiga ranah tersebut harus dilaksanakan dengan berkesinambungan, terintegrasi dan melibatkan semua pemangku kepentingan. Berkesinambungan berarti literasi dilakukan secara terus-menerus atau berlanjut dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat serta tidak bergantung pada perubahan pemerintahan. Terintegrasi artinya literasi adalah program yang tidak hanya dilaksanakan oleh kemendikbud, melainkan program yang terintegrasi oleh lembaga lain baik pemerintahan maupun non pemerintahan. Melibatkan semua pemangku kepentingan berarti literasi dilaksanakan dengan melibatkan semua orang baik di pemerintahan, non kepemerintahan, individu maupun lembaga.

Salah satu ranah Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang merupakan pembentukan sikap literasi sejak dini adalah Gerakan Literasi Keluarga. Gerakan Literasi Keluarga adalah suatu usaha pada unit terkecil masyarakat yang disebut dengan keluarga dalam rangka meningkatkan kemampuan literasi pada angota keluarga. Mengapa Gerakan Literasi Keluarga sangat penting? Jawabannya adalah karena keluarga adalah lingkungan pendidikan dan pembelajaran awal bagi anak-anak. Hal ini sejalan dengan pendapat Setyorini (2016) yang menyatakan bahwa bahwa orang tua atau keluarga memiliki peran penting sebagai model dari terbentuknya suatu perilaku anak yang selalu meniru tingkah laku orang tua atau keluarga.

Dari uraian di atas tentunya keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan literasi di abad ke-21 di tengah tantangan revolusi industri 4.0 ini. Untuk menjawab tantangan itu, maka saya memberikan beberapa usulan kepada "Orang Tua Hebat" tentang seperti apa peran keluarga dalam upaya menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan literasi:

1. Literasi dasar yang kreatif dan inovatif

Kalau secara awam kita mengenal literasi yang artinya hanya sekedar membaca dan menulis saja, sekarang kita telah mengetahui bahwa ada 6 literasi dasar yang harus dikuasai anak. Mungkin pertanyaan yang ada pada diri kita semua adalah, “meningkatkan kemampuan baca tulis pada anak saja sulit sekali, apalagi mau ditambah 5 literasi dasar?”. Baik, sekarang saya berikan satu per satu contoh kegiatan literasi dasar yang kreatif dan inovatif di lingkungan keluarga.

Pertama pada literasi baca tulis. Literasi baca tulis adalah kemampuan literasi yang berkaitan dengan membaca dan menulis serta kecakapan seseorang dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat. Cara orang tua hebat dalam meningkatkan literasi baca tulis anak salah satunya dengan menggunakan permainan agar anak tidak merasa sedang melakukan literasi baca tulis. Permainan yang dapat dilakukan bisa berupa permainan teka-teki atau tebak-tebakan kata. Permainan teka-teki ini dapat bersumber dari buku atau memanfaatkan aplikasi yang dapat diinstal di android maupun PC. Selain itu kita juga bisa menggunakan cara yang kreatif dan inovatif lainnya dalam meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis, yaitu membuat sudut baca yang menarik bagi anak, jalan-jalan ke toko buku atau perpustakaan dan buatlah jadwal membaca atau membacakan buku untuk anak.

Kedua pada literasi numerasi. Literasi numerasi adalah kemampuan literasi yang berkaitan dengan pengetahuan angka dan simbol serta informasi berupa bagan, grafik, tabel, dll yang bertujuan untuk memecahkan masalah, menganalisis sehingga akhirnya mampu memprediksi dan mengambil keputusan dari permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Kegiatan untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi dapat berupa pembiasaan dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan di rumah. Saya akan mencontohkan dengan kegiatan ibu sehari-hari yaitu memasak. Ketika ibu memasak sebenarnya anak dapat dilibatkan untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasinya yaitu dalam membaca resep suatu masakan beserta takarannya, baik dengan ukuran massa maupun volume. Dari kegiatan ini secara tidak langsung orang tua telah mengasah kemampuan literasi numerasi anak tanpa harus selalu menggunakan buku tulis dan alat tulis yang mampu membuat anak tertekan. Selain itu, sang ayah juga bisa memanfaatkan barang-barang bekas untuk berkreasi membuat media atau alat peraga berkaitan dengan literasi numerasi yang menarik seperti memanfaatkan barang bekas sperti tutup botol. Tutup botol tersebut bisa dikemas semenarik mungkin seperti diberikan warna untuk dimanfaatkan dalam penerapan operasi hitung. Masih banyak lagi contoh yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam meningkatkan kemampuan literasi numerasi dengan pembiasaan di keluarga seperti, menghitung waktu tempuh merebus air, menghitung jarak dari rumah ke sekolah, mengajak anak ke pasar untuk berbelanja dan memanfaatkan teknologi dengan pendampingan dan pengawasan orang tua seperti menginstal aplikasi yang berkaitan dengan kemampuan literasi numerasi pada android atau PC.

Ketiga pada literasi sains. Literasi sains berkaitan dengan kecakapan ilmiah yang berkaitan dengan tindakan-tindakan ilmiah untuk dapat melibatkan diri dan memiliki perhatian terhadap permasalahan yang berkaitan dengan sains. Kalau di sekolah, pelajaran sains sama halnya seperti dengan pelajaran matematika, yaitu sama-sama menjadi momok yang menakutkan bagi anak. Sebagai orang tua hebat, kita harus menumbuhkan pada diri anak rasa kecintaan terhadap sains. Contoh terdekat yang bisa dimanfaatkan oleh orang tua dalam meningkatkan kemampuan literasi sains anak adalah dengan membawa anak bertamasya sambil bermain ke tempat wisata yang berkaitan dengan alam. Di  tempat wisata alam, orang tua dan anak sambil bermain bisa berdiskusi tentang hal-hal yang menarik di sekitar seperti tumbuhan dan hewan. Selain untuk meningkatkan kemampuan literasi sains anak, kita juga dapat mengasah kompetensi abad ke-21 anak, yaitu  kreativitas, berpikir kritis, komunikasi dan kolaborasi melalui kegiatan tersebut. Contoh lain yang dapat dilakukan orang tua untuk meningkatkan kemampuan literasi sains anak yaitu dengan mengamati gejala alam, benda-benda sekitar, alat permainan atau alat peraga sains yang menarik, film-film yang berhubungan dengan sains dan website atau blog pembelajaran yang memberikan informasi tentang sains.

Keempat pada literasi digital. Literasi digital adalah kemampuan literasi yang berkaitan dengan komputer dan kecakapan seseorang dalam mengakses dan menyebarluaskan informasi. Walaupun pada saat ini paradigma terhadap perkembangan dunia digital adalah suatu hal yang menakutkan bagi orang tua, namun mau tidak mau tantangan di abad ke-21 dan revolusi industri 4.0 harus dihadapi oleh anak-anak kita. Oleh sebab itu, kemampuan literasi digital anak perlu tingkatkan dan arahkan ke hal-hal positif dan bermanfaat untuk anak-anak kita kelak. Contoh yang bisa dilakukan orang tua hebat dalam meningkatkan literasi digital adalah mendampingi anak-anak dalam memanfaatkan internet, baik melalui android maupun PC. Dengan mengenalkan etika dalam menggunakan internet, maka anak-anak akan bijak dalam memanfaatkan perangkat android atau PC untuk hal yang positif. Selain itu, orang tua juga dapat membuat jadwal serta aturan tertentu dalam kegiatan literasi digital seperti mengakses internet untuk informasi dan belajar, penggunaan gawai yang terinstal aplikasi pembelajaran dan menonton video yang bersifat edukasi.

Kelima pada literasi finansial. Literasi finansial adalah kemampuan literasi yang berkaitan dengan keuangan, artinya seseorang yang memiliki kemapuan literasi finansial yang baik maka ia mampu secara bijak mengelola serta mengambil keputusan tentang keuangan dengan benar. Pertanyaannya, bagaimana cara kreatif dan inovatif yang dilakukan orang tua dalam meningkatkan kemampuan literasi finansial anak? Apakah hanya dengan selalu mengingatkan kepada anak agar tidak boros dalam mengelola uang? Wah, kalau seperti itu pasti sang anak akan bosan diceramahi terus. Contoh yang kreatif misalnya, orang tua hebat dapat menggunakan permainan yang berkaitan dengan literasi finansial. Permainan monopoli adalah salah satu permainan yang melatih kemampuan literasi finansial anak. Pada permainan monopoli, kita berusaha untuk menguasai semua kotak-kotak di atas papan dengan melakukan pembelian, menyewa dan bertukar properti. Bisa dibayangkan, di sela-sela kesibukan orang tua dalam kesehariannnya, namun masih bisa berkumpul dan bermain dengan anak sekaligus mengenalkan anak literasi finansial secara menyenangkan. Selain dengan permainan, pembiasaan dalam keluarga juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi finansial pada anak. contohnya seperti bisa dengan mengajarkan anak membuat daftar kebutuhan yang akan dibeli, mengajak anak ikut berdagang jika pekerjaan orang tuanya adalah pedagang atau wirausaha, mengajak anak ke pasar untuk berbelanja, dan berderma atau bersedekah yang juga akan menanamkan pendidikan karakter pada anak.

Keenam literasi budaya dan kewargaan. Literasi budaya dan kewarganegaraan adalah kemampuan literasi yang dimiliki seseorang dalam sikap, pengetahuan dan kerampilannnya dalam bidang budaya dan juga mampu meletakkan dirinya sebagai warga negara secara tepat. Selain dengan menyediakan buku yang berkaitan dengan budaya dan kewargaan di rumah, ada beberapa cara kreatif dan inovatif orang tua dalam meningkatkan kemampuan literasi budaya dan kewargaan anak-anaknya. Salah satunya adalah dengan mengajak anak bermain permainan tradisional seperti bermain congklak, gobak sodor, layangan, engrang, gasingan, dll. Orang tua yang bijak pada era digital harus bijak menggunakan teknologi tanpa meninggalkan identitas kita sebagai bangsa indonesia yang kaya akan budayanya. Permainan tradisional yang sekarang ini tergantikan oleh gadget perlu dihidupkan lagi di keluarga. Semakin banyak kita mengenalkan dan bermain permainan tradisional dengan anak, maka kemampuan literasi budaya anak semakin meningkat. Selain itu, orang tua juga bisa mengajak anak-anaknya untuk jalan-jalan ke tempat wisata budaya, ke museum, melihat pawai budaya dan bisa juga mengajarkan atau menggunakan bahasa daerah. Pada literasi kewarganegaraan, orang tua dapat memberikan pengalaman langsung kepada anak dengan mengajak anak-anaknya ke Tempat Pemingutan Suara (TPS) misalnya pada pemilihan Kepala Desa, pemilihan Bupati/ Walikota, pemilihan Gubernur, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, serta pemilihan anggota legislatif. Dari pengalaman tersebut anak akan mengetahui hak dan kewajibannnya sebagai warga negara. Di rumah, kita juga dapat mengenalkan literasi kewarganegaraan dengan menanamkan nilai-nilai pancasila, misalnya musyawarah untuk mengambil keputusan tentang lokasi wisata yang akan dikunjungi, bermusyawarah dalam membuat jadwal piket di rumah, serta mengenalkan anak kepada rekan kita yang memiliki profesi dalam bidang ketahanan negara seperti polisi dan tentara.

Dari keenam literasi dasar beserta contohnya di atas sangat terlihat jelas bahwa literasi tidak hanya baca tulis saja. Pengenalan dan peningkatan literasi dasar juga dapat dilakukan oleh orang tua dengan cara kreatif dan inovatif dengan tidak hanya menggunakan buku atau sekedar memberikan ceramah kepada anak.

Literasi numerasi pada keluarga: Anak membaca resep suatu masakan beserta takarannya
Literasi numerasi pada keluarga: Anak membaca resep suatu masakan beserta takarannya. (Dok. Pribadi)

2. Jangan takut menggunakan internet untuk literasi

Bisakah kita menggunakan internet untuk literasi dasar yang jumlahnya enam itu? Jawabannya adalah bisa. Kenapa bisa? Baik itu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, maupun literasi budaya dan kewargaan, kita dapat memanfaatkan internet dalam mengenalkan keenam literasi dasar tersebut kepada anak. Internet dapat menjadi sumber belajar yang menarik untuk anak jika digunakan untuk hal yang positif dan bijaksana. Selain itu, orang tua juga diharapkan mendampingi anak-anaknya ketika beselancar di dunia maya. Kemudian timbul pertanyaan dari orang tua yang selalu sibuk dengan pekerjaannnya, “kalau setiap hari didampingi, kapan kita mau mengurus pekerjaan kita di rumah?”. Ingat, konsep teknologi yaitu diciptakan untuk memudahkan kita melakukan pekerjaan, bukan merepotkan. Orang tua dapat memanfaatkan program piranti lunak penyaring (web-filtering) yang bertujuan untuk melakukan scan atau memblok situs-situs berisi konten-konten yang tidak sesuai dengan masa perkembangan anak. Selain itu, orang tua juga harus senantiasa memantau situs-situs apa saja yang pernah dikunjungi anak dengan memanfaatkan fitur history pada android atau PC. Jadi, kita sebagai orang tua yang merupakan generasi digital immigrant jangan takut lagi untuk menggunakan internet dalam rangka menunjang dan meningkatnya kemampuan literasi anak-anak kita yang merupakan generasi digital native.

Orang tua mendampingi anak ketika menggunakan internet untuk kegiatan literasi
Orang tua mendampingi anak ketika menggunakan internet untuk kegiatan literasi. (Dok. Pribadi)

3. Bekerja sama dengan sekolah

Orang tua harus bekerja sama dengan pihak sekolah dalam hal meningkatkan kemampuan literasi anak. Hal ini juga didukung istilah Tri Pusat Pendidikan yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan Nasional, yaitu Ki Hajar Dewantara. Tri Pusat Pendidikan mengajarkan kepada kita bahwa pendidikan harus didukung oleh tiga sarana utama yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga sarana tersebut senantiasa harus bersinergi agar tercipta komunikasi yang selaras untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kerjasama dengan pihak sekolah dapat dilakukan dengan diskusi langsung dengan kepala sekolah, guru atau tim literasi sekolah. Semakin sering kita berdiskusi tentang literasi, maka semakin banyak pengetahuan kita tentang literasi yang akan kita terapkan untuk anak-anak kita di rumah. Sekolah yang telah melaksanakan pendidikan keluarga pastinya telah menerapkan kelas orang tua/ paguyuban orang tua. Kelas orang tua adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang tua/ wali murid untuk terlibat dalam memberikan ide dan perhatian terhadap pendidikan anak-anaknya di sekolah demi terciptanya suasana yang nyaman bagi anak-anaknya.  Selain itu, dengan diadakannya kelas orang tua maka akan tercipta keselarasan orang tua mendidik di rumah dan guru mendidik di sekolah. Sebagai contoh, jika orang tua belum begitu paham tentang literasi, maka kegiatan pada kelas orang tua akan dibahas berupa diskusi tentang literasi tersebut. Berdasarkan kesepakatan bersama, orang tua dapat mengundang narasumber yang ahli tentang literasi di sertai guru/ wali kelas anak-anaknya. Untuk kelancaran komunikasi yang berkesinambungan antar orang tua dan guru pada kelas orang tua, biasanya kelas orang tua membuat grup Whatapps (WA).

Selain kelas orang tua, sekolah yang telah melaksanakan pendidikan keluarga juga pastinya telah melaksanakan kelas inspirasi dan pentas seni. Kelas inspirasi adalah pemberian motivasi oleh orang tua/ wali murid yang menginspirasi anak-anak di kelas dengan menceritakan profesinya atau pekerjaannya agar anak-anak semangat dalam meraih cita-cita. Dari pengertian tersebut, kelas inspirasi merupakan wadah dan media literasi bagi anak secara langsung. Beragamnya profesi orang tua seperti guru, polisi, tentara, pekerja seni, dokter, dosen, dll, dapat memperkaya pengetahuan literasi anak. Pada kelas inspirasi, narasumber yang hadir bukan hanya orang tua/ wali murid, namun bisa alumni, orang di sekitar sekolah dengan profesi tertentu, dan juga bisa dari peserta didik berprestasi yang ingin berbagi cerita atau pengalamannya. Aktifnya orang tua dalam berpartisipasi dalam kelas inspirasi dapat memberikan dampak yang positif bagi anak dalam meningkatkan kemampuan literasinya.

Program pendidikan keluarga yang ketiga dalam meningkatkan kemampuan literasi anak adalah pentas kelas akhir tahun. Pentas kelas akhir tahun adalah suatu kegiatan yang dibuat oleh paguyupan orang tua dan bekerja sama dengan sekolah sebagai ajang bagi anak-anak untuk menyalurkan minat, bakat, dan kreativitasnya. Pentas kelas akhir tahun juga terdapat kegiatan pemberian apresiasi kepada anak dan orang tua hebat yang berperan aktif dalam memajukan sekolah. Kenapa pentas kelas akhir tahun dapat meningkatkan kemampuan literasi anak? Dalam kegiatan ini, anak-anak diberikan kesempatan untuk menampilkan karya yang dibuatnya. Karya-karya tersebut bisa berupa produk seni, budaya, kerajinan tangan, karya-karya yang berkaitan dengan sains, dll. Dari karya-karya tersebut dapat kita lihat bahwa pentas kelas akhir tahun memberikan pengalaman langsung bagi anak untuk berliterasi. Oleh sebab itu, orang tua perlu berpartisipasi aktif di dalam pentas kelas akhir tahun dengan selalu bekerja sama kepada pihak sekolah agar kemampuan literasi anak meningkat.

Kegiatan Kelas Orang Tua di SDN 001/XI Kelurahan Pasar Sungai Penuh
Kegiatan Kelas Orang Tua di SDN 001/XI Kelurahan Pasar Sungai Penuh. (Dok. Pribadi)

4. Pemberian reward untuk anak

Purwanto (2009:182) menyatakan bahwa reward adalah hadiah, penghargaan atau apresiasi kepada anak atas perbuatan atau sesuatu yang dikerjakannya yang bertujuan untuk mendidik serta agar anak merasa bangga dan merasa bahagia. Untuk menambah semangat literasi anak, orang tua dapat memberikan reward kepada anak yang telah melakukan kegiatan literasi. Contohnya, orang tua memberikan reward jika anak telah membaca buku, pemberian reward dalam kuis yang dilakukan orang tua seputar literasi, serta pemberian reward atas pengalaman literasi yang telah dilakukan anak. Pemberian reward tidak hanya berupa benda, namun reward yang mendidik adalah dapat berupa verbal dan non verbal. Reward verbal contohnya kata-kata atau kalimat berupa pujian. Sedangkan reward non verbal contohnya, menggunakan mimik atau anggota badan seperti: senyum, mengacungkan jari jempol, tepuk tangan; reward yang berbentuk simbol seperti: sebuah kartu yang dirancang oleh orang tua, pin yang anak hebat berliterasi; reward berbentuk benda seperti: buku bacaan yang menarik, tempat pensil, pensil warna; merasa bangga dengan anaknya yang telah rajin berliterasi seperti: memberikan selamat pada saat makan malam di depan seluruh anggota keluarga, menceritakan kegiatan berliterasi yang telah dilakukan anak ketika orang tua berkumpul dengan sesama orang tua; dan anak diberikan kepercayaan untuk memilih tempat yang akan dikunjungi untuk berwisata yang masih ada hubungannya dengan kegiatan literasi keluarga.

Orang tua yang menggunakan reward sebagai alat untuk mendidik, maka akan memotivasi anak untuk berbuat yang lebih baik di masa yang akan datang. Namun perlu diketahui bagi kedua orang tua bahwa pemberian reward bukan dinilai dari kuantitas dan kualitas dari hasil yang telah dicapai anak. Namun, reward bertujuan agar terbukanya hati seorang anak untuk selalu semangat dalam berusaha menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

Pemberian reward oleh orang tua untuk memotivasi anak agar semangat untuk berliterasi
Pemberian reward oleh orang tua untuk memotivasi anak agar semangat untuk berliterasi. (Dok. Pribadi)

5. Giat mencari informasi

Orang tua yang kreatif dan inovatif selalu mencari informasi demi kemajuan anak-anaknya. Dalam meningkatkan kemampuan literasi anak, sebelumnya orang tua sudah harus mengetahui seperti apa itu gerakan literasi nasional. Untuk mendapatkan informasi tersebut, orang tua bisa melakukan sharing dengan sesama orang tua, bertanya kepada guru dan kepala sekolah, berdiskusi dengan seseorang yang ahli dalam bidang literasi, membuat program literasi pada kelas orang tua dan kelas inspirasi, aktif dalam melibatkan diri di acara pentas kelas akhir tahun, serta rajin mencari informasi melalui internet dengan mengunjungi situs-situs web yang berkaitan dengan literasi dan pendidikan keluarga.

Orang tua yang kreatif dan inovatif juga harus tanggap dengan perkembangan era digital yang semakin maju dengan pesat. Sudah menjadi hal yang tidak bisa dihindari, walaupun orang tua merupakan generasi digital immigrant, namun kita tidak boleh ketinggalan dalam perkembangan teknologi guna menyiapkan anak-anak agar menguasai kompetensi abad ke-21 untuk dapat bersaing di revolusi industri 4.0 yang sekarang akan menuju masyarakat 5.0.

Lincah berselancar di dunia maya akan menghasilkan berbagai informasi yang dibutuhkan. Sekarang ini banyak sekali situs-situs web maupun jurnal tentang literasi dan pendidikan keluarga, baik itu pemerintahan maupun non pemerintahan. Kali ini saya akan merekomendasikan situs-situs web pemerintahan yang berkaitan dengan hal tersebut.

Pertama untuk Gerakan Literasi Nasional (GLN). Untuk mendapatkan informasi seputar Gerakan Literasi Nasional (GLN), orang tua dapat mengunjungi website resmi di bawah naungan Kemendikbud RI dengan alamat http://gln.kemdikbud.go.id/.  Di website resmi GLN ini, orang tua akan mendapatkan berbagai informasi seputar literasi. Yang pertama adalah informasi tentang Gerakan Literasi Nasional (GLN), yang berisi latar belakang sampai dengan tujuan serta hasil yang akan dicapai melalui Gerakan Literasi Nasional ini. Yang kedua adalah informasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS), pada halaman ini orang tua akan mendapat informasi berupa modul/ bahan bacaan, praktik baik dan data yang berhubungan dengan Gerakan Literasi Sekolah. Yang ketiga adalah informasi Gerakan Literasi Keluarga (GLK), pada halaman ini orang tua akan mendapat informasi berupa modul/ bahan bacaan, praktik baik dan data yang berhubungan dengan Gerakan Literasi Keluarga. Yang keempat adalah informasi Gerakan Literasi Masyarakat (GLM), pada halaman ini orang tua akan mendapat informasi berupa modul/ bahan bacaan, praktik baik dan data yang berhubungan dengan Gerakan Literasi Masyarakat. Yang kelima adalah informasi tentang Literasi Dasar, pada halaman ini orang tua akan mendapat informasi literasi dasar yang meliputi: literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, literasi budaya dan kewargaan. Yang keenam adalah artikel, pada website ini terdapat artikel-artikel tentang literasi. Yang ketujuh adalah galeri, pada halaman galeri ini berisi konten foto, video dan infografik seputar literasi. Yang kedelapan adalah Ayo Bergerak. Ayo Bergerak adalah sebuah link yang terdapat pada website GLN yang mengarahkan kita menuju suatu website http://donasibuku.kemdikbud.go.id/. Website ini berisi tentang program donasi buku online. Maksudnya adalah suatu program yang bertujuan untuk mendistribusikan buku-buku dari para donasi untuk taman bacaan dan beberapa komunitas yang menggiatkan literasi di Indonesia. Program ini terlahir dari kerjasama antara Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Dirjen PAUD Dikmas Kemendikbud dengan Forum Taman Bacaan Masyarakat dan pegiat literasi. Tujuan program ini untuk memudahkan distribusi buku-buku bermutu dari pihak yang memberikan donasi ke lebih dari 10.000 Taman-Taman Bacaan Masyarakat dan komunitas literasi yang ada di Indonesia. Pada website donasi buku ini terdapat berita, daftar TBM, tentang kami dan donatur. Selain itu juga dilengkapi fitur mendaftar bagi yang ingin berpartisipasi sebagai donatur dan TBM.

Tampilan beranda Website Gerakan Literasi Nasional (GLN)
Tampilan beranda Website Gerakan Literasi Nasional (GLN). (http://gln.kemdikbud.go.id/)


Kedua untuk Sahabat Keluarga. Untuk mendapatkan informasi seputar Sahabat Keluarga, orang tua dapat mengunjungi website resmi dibawah naungan Kemendikbud RI dengan alamat https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id.  Di website resmi Sahabat Keluarga ini, orang tua akan mendapatkan berbagai informasi seputar pendidikan keluarga. Yang pertama adalah informasi tentang Sahabat Keluarga, yang berisi latar belakang sampai dengan tujuan serta hasil yang akan dicapai melalui Gerakan Literasi Nasional ini. Yang kedua adalah berita, yang berisi tentang berita-berita seputar Sahabat Keluarga. Yang ketiga adalah Keluarga Hebat, berisi tentang cerita atau berita seputar peran keluarga melalui pendidikan keluarga dalam mewujudkan keluarga hebat. Yang keempat adalah Sekolah Sahabat Keluarga, berisi tentang cerita atau berita seputar peran sekolah melalui pendidikan keluarga dalam mewujudkan sekolah sahabat keluarga. Yang kelima adalah Forum, melalui halaman forum ini kita dapat berdiskusi secara daring seputar sahabat keluarga. Yang keenam adalah Pustaka, berisi tentang materi-materi yang dapat didownload seputar pendidikan keluarga. Yang keenam adalah Kegiatan, halaman ini dapat diakses bagi yang telah memiliki password dan user name untuk kegiatan pendidikan keluarga.

Tampilan beranda Website Sahabat Keluarga
Tampilan beranda Website Sahabat Keluarga. (https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id)

6. Jangan hanya konsumtif, produktiflah berliterasi

Orang tua harus menanamkan jiwa produktif kepada anak dalam berliterasi. Maksudnya, anak-anak jangan konsumtif atau penikmat literasi saja. Namun, anak-anak diharapkan produktif atau menghasilkan karya-karya yang berkaitan dengan literasi. Lalu seperti apa karya-karya yang berkaitan dengan literasi? Sebagai contoh orang tua bekerja sama dengan guru di sekolah dalam menciptakan karya literasi. Bisa berkaitan dengan literasi digital, literasi baca tulis, literasi sains, dll. Seperti yang telah dijelaskan pada tulisan saya sebelumnya, bahwa keluarga dapat terlibat untuk kemajuan anak-anaknya dalam memberikan ide atau gagasan dalam kelas orang tua, kelas inspirasi dan pentas kelas akhir tahun.

Sebagai contoh, saya akan menceritakan pengalaman bagaimana peran orang tua dalam bekerja sama dengan guru atau pihak sekolah dalam meningkatkan kemampuan literasi anak. Pengalaman saya yang pertama adalah produktifitas anak pada literasi sains. Beberapa tahun lalu, saya yang seorang guru kelas SD bekerja sama dengan orang tua dalam menciptakan sebuah karya sains yang merupakan bagian dari literasi sains. Awalnya saya berpikir takut merepotkan orang tua murid, namun yang terjadi malah sebaliknya, orang tua begitu antusias dan sangat wellcome dengan kegiatan yang akan dilakukan anak. Karya sains yang peserta didik saya buat adalah alarm pengisian bak mandi dan baterai kulit pisang. Alarm pengisian bak mandi adalah sebuah alat disertai alarm yang bertujuan sebagai solusi dari permasalahan melimpahnya air pada bak mandi karena lupa dalam menutup air keran ketika sudah penuh. Alarm pengisian bak mandi akan mengeluarkan bunyi untuk memberitahukan kepada kita ketika bak mandi sudah penuh. Karya sains yang kedua adalah baterai kulit pisang. Baterai kulit pisang adalah sebuah baterai atau sumber energi yang berasal dari limbah kulit pisang. Dalam membuat karya sains tentunya membutuhkan alat dan bahan. Yang sangat membuat saya kagum adalah orang tua anak-anak sangat perhatian dan ikut mempersiapkan alat dan bahannya yang berasal dari bahan bekas agar karya tersebut selesai.

Video Alarm Pengisian Bak Mandi (Saluran YouTube: Mashindra Prisma Saputra)

Video Baterai Kulit Pisang (Saluran YouTube: Mashindra Prisma Saputra)

Pengalaman saya selanjutnya adalah produktifitas anak pada literasi digital. Karya yang berupa Film Pendek Pendidikan Anak dan Remaja yang berjudul “Kebun Sekolahku”. Film pendek ini berhasil berhasil mendapatkan penghargaan dari Dirjen PAUD Dikmas Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk Pemenang Harapan III. Ini juga merupakan pengalaman saya yang begitu mengesankan, para Pemenang I sampai dengan Pemenang Harapan II berasal dari satuan pendidikan tingkat menengah atas dan pertama. Namun ketika orang tua dan guru bersinergi, bagi kami tidak ada kata tidak mungkin jika kita mau berusaha keras walaupun dengan peralatan seadanya. Film Kebun Sekolahku yang termasuk ke dalam kategori Film Pendek Dokumenter Anak dan Remaja ini diangkat dari kisah nyata tentang upaya dari murid-murid serta kerjasama antara guru dan orang tua/ wali murid dalam impian memiliki kebun sekolah walaupun terbatasnya lahan sekolah untuk memiliki kebun sekolah. Dari pengalaman ini dengan kerjasama orang tua dan guru yang begitu solid maka akan tercipta suatu yang bermanfaat, menghasilkan prestasi, serta meningkatkan kemampuan literasi anak.

Film Pendek Dokumenter Anak dan Remaja "Kebun Sekolahku". (Saluran YouTube: Mashindra Prisma Saputra)

Penghargaan Pemenang Harapan III Film Pendek Dokumenter Anak dan Remaja Tingkat Nasional 2018: Murid SDN 001/XI Kelurahan Pasar Sungai Penuh Tiara Novaldi (kiri) dan Guru Pendamping Mashindra Prisma Saputra (kanan)
Penghargaan Pemenang Harapan III Film Pendek Dokumenter Anak dan Remaja Tingkat Nasional 2018: Murid SDN 001/XI Kelurahan Pasar Sungai Penuh Tiara Novaldi (kiri) dan Guru Pendamping Mashindra Prisma Saputra (kanan). (Dok. Pribadi)

Pengalaman saya selanjutnya adalah produktifitas anak pada literasi baca tulis. Hal yang sangat membanggakan bagi daerah kami, Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi pada tahun 2019 ini adalah peserta didik kami meraih prestasi yang tinggi di tingkat nasional sebagai Juara 1 Cipta Pantun pada Festival dan Lomba Literasi Nasional 2019 yang diadakan di Bintaro, Tangerang, Banten pada tanggal 25 sampai dengan 29 Juli 2019. Pencapaian yang sangat luar biasa ini adalah hasil kerjasama orang tua dengan guru atau pihak sekolah dalam rangka menumbuhkan minat literasi anak. Orang tua begitu serius mempersiapkan anak-anaknya untuk mengikuti FL2N. Kegiatan literasi keluarga di rumah antara orang tua dengan anak berjalan dengan lancar. Komunikasi orang tua dengan guru juga terjalin melalui pertemuan langsung maupun melalui whatapps. Tidak hanya untuk persiapan lomba, kegiatan literasi di keluarga yang melibatkan anak dan orang tua pun selalu terjadi karena di sekolah rutin dilaksanakan kegiatan literasi setiap hari Rabu. Pada Rabu pagi anak-anak menampilkan beberapa kegiatan literasi yang dibuatnya seperti: cipta pantun, baca puisi, mendongeng, syair dan cerpen. Dengan kerja sama dan komunikasi antara guru dengan orang tua, maka produktivitas dalam berliterasi anak terwujud dan kemampuan literasi anak meningkat.

Penghargaan Juara 1 Lomba Cipta Pantun Tingkat SD Festival dan Lomba Literasi Nasional (FL2N) Tingkat Nasional 2019: Guru Pendamping Mashindra Prisma Saputra (kiri) dan Murid SDN 001/XI Kelurahan Pasar Sungai Penuh M. Daffa Nugraha (kanan)
Penghargaan Juara 1 Lomba Cipta Pantun Tingkat SD Festival dan Lomba Literasi Nasional (FL2N) Tingkat Nasional 2019Guru Pendamping Mashindra Prisma Saputra (kiri) dan Murid SDN 001/XI Kelurahan Pasar Sungai Penuh M. Daffa Nugraha (kanan). (Dok. Pribadi)

Bagaimana orang tua hebat? Tertarik untuk melakukannya? Saya yakin orang tua hebat pasti akan berkreativitas dan berinovasi dengan berbagai ide dan trik dalam meningkatkan kemampuan literasi anak-anaknya di lingkungan keluarga. Jangan sampai perkembangan zaman dan kesibukan orang tua menjadi dinding pembatas keakraban orang tua dengan anak-anaknya. Bayangkan orang tua hebat, tradisi makan malam yang menjalin keakraban antara anggota keluarga sekarang telah luntur oleh layar gadget yang dianggap lebih menarik. Oleh sebab itu, sebagai orang tua hebat mari ciptakan suasana yang menyenangkan dalam menumbuhkan semangat literasi di keluarga. Keluarga Hebat, Literasi Meningkat, Indonesia Bermartabat.

#SahabatKeluarga #LiterasiKeluarga


Sumber:

https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=5015

Kemendikbud. 2017. Panduan Gerakan Literasi Nasional. Jakarta: Kemendikbud

Purwanto, M. Ngalim. 2009. Ilmu pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya

Setyorini, W. W., & Kurnaedi, N. (2018, December). PENTINGNYA FIGUR ORANG TUA DALAM PENGASUHAN ANAK. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL PSIKOLOGI UNISSULA.

Selasa, 09 Juli 2019

Kumpulan Rumus Luas dan Keliling Bangun Datar Lengkap


Video Kumpulan Rumus Luas dan Keliling Bangun Datar Lengkap adalah sebuah video yang menyajikan rumus luas dan keliling bangun datar lengkap.

Rumus luas dan keliling bangun datar yang disajikan adalah persegi, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, layang-layang, belah ketupat, trapesium, lingkaran.

Video Kumpulan Rumus Luas dan Keliling Bangun Datar Lengkap ini diharapkan dapat membantu murid sekolah dasar dalam mata pelajaran matematika materi bangun datar.

Silahkan tonton videonya di bawah ini:


Jangan lupa subcribe, like dan comment videonya di channel Mashindra Prisma Saputra.


Tunggu dan ikuti terus video selanjutnya.
Terima kasih.

Senin, 10 Juni 2019

Video Pembelajaran Matematika Kelas VI SD Sistem Koordinat


Video Pembelajaran Matematika Kelas VI SD Sistem Koordinat adalah sebuah video karya Guru Kelas SDN 001/XI Kelurahan Pasar Sungai Penuh, Nurhayati, S.Pd. Video ini membahas materi sistem koordinat yang merupakan salah satu materi pada mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar.

Video ini diharapkan dapat membantu rekan-rekan guru tentang bagaimana memberikan proses pembelajaran Matematika tentang sistem koordinat. Selain itu juga dapat membantu peserta didik dalam memahami materi sistem koordinat pada mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar.

Silahkan tonton videonya di bawah ini:


Jangan lupa subcribe, like dan comment videonya di channel Mashindra Prisma Saputra.


Tunggu dan ikuti terus video selanjutnya.
Terima kasih.

Jumat, 17 Mei 2019

Video Pembelajaran IPA SD Gaya Magnet dan Benda Magnetis dan Non Magnetis


Video Pembelajaran IPA SD Gaya Magnet dan Benda Magnetis dan Non Magnetis adalah sebuah video pembelajaran yang membahas tentang pengertian gaya magnet dan pengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan non magnetis. Selain itu, pada video ini juga terdapat beberapa percobaan tentang Gaya Magnet dan Benda Magnetis dan Non Magnetis.

Video Pembelajaran ini dibuat oleh Guru SDN 001/XI Kelurahan Pasar Sungai Penuh, Meli Widiarti, S.Pd.

Silahkan tonton videonya di bawah ini:


Jangan lupa subcribe, like dan comment videonya di channel Mashindra Prisma Saputra.


Tunggu dan ikuti terus video selanjutnya.
Terima kasih.